TUJUAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
(Oleh: Minten Ayu Larassati)
Tujuan pendidikan multikultural ada dua, yakni
tujuan awal dan tujuan akhir. Tujuan awal merupakan tujuan sementara karena
tujuan ini hanya berfungsi sebagai perantara agar tujuan akhirnya tercapai
dengan baik. Pada dasarnya tujuan awal pendidikan multikultural yaitu membangun
wacana pendidikan, pengambil kebijakan dalam dunia pendidikan dan
mahasiswa jurusan ilmu pendidikan ataupun mahasiswa umum. Harapannya adalah
apabila mereka mempunyai wacana pendidikan multikultural yang baik maka kelak
mereka tidak hanya mampu untuk menjadi transormator pendidikan multikultural
yang mampu menanamkan nilai-nilai pluralisme, humanisme dan demokrasi secara langsung
di sekolah kepada para peserta didiknya.[1]
Sedangkan tujuan akhir
pendidikan multikultural adalah peserta didik tidak hanya mampu memahami dan menguasai materi pelajaran yang dipelajarinya akan tetapi diharapakan juga
bahwa para peserta didik akan mempunyai karakter yang kuat untuk selalu
bersikap demokratis, pluralis dan humanis. Karena tiga hal tersebut adalah ruh
pendidikan multikultural[2].
Sedangkan Menurut Clive Black tujuan pendidikan
multicultural adalah:
(a).Teaching
ethnic” student about their own ethnic culture, including perhaps, heritage
language instruction; and (b) Teaching all student about various tradisional
cultures,at home and abroad. While such studies can be pursuit in a variety of
ways, what is unsually missing is systematic treatment of fundamental issues of
cultur and ethnicity; (c) Promoting acceptance of ethnic diversity in society
(d) Showing that people of differents religions, races,national background and
so on are equel worth (e) Fostering full acceptance and equitable treatment of
the etnic sub-cultures associated with different religions, rance, national
background,etc.in one’s own country and in other parts of the world; (f) Helping
student to works toward more adequate cultural form, for themselves and for society.[3]
(a)Pengajaran siswa etnik tentang kebudayaan yang mereka miliki,
termasuk didalamnya instruksi bahasa pusaka dan.(b) Pengajaran kepada semua
siswa tentang keanekaragaman budaya tradisional, baik dalam dan luar negeri. Ketika
pembelajaran sampaikan dalam berbagai cara, sesuatu yang biasanya terlewat
adalah susunan secara sistematis dari isu utama tentang budaya dan suku bangsa
yang akan disampaikan; (c) Mempromosikan penerimaan dari perbedaan atau
keanekaragaman etnik dalam sosal masyarakat (d) Menandai bahwa manusia dengan
perbedaan agama, ras, suku kebangsaan memiliki kebebasan yang sama. (e) Menjaga
penerimaan secara penuh dan ditanda dengan keseimbangan antara budaya sub
ethnic dengan perbedaan agama, ras, suku kebangsaan, dll dalam satu Negara dan
di bagian Negara yang lain di dunia.(f) Membantu siswa untuk menyesuaikan
bentuk budaya, untuk dirinya sendiri dan untuk masyarakat.)
Berdasar tujuan pendidikan
multikultural tersebut, pendidikan multicultural berupaya mengajak warga
pendidikan untuk menerima perbedaan yang ada pada sesama manusia sebagai
hal-hal yang alamiah (natural sunnatullah). Serta menanamkan kesadaran
kepada mahasiswa akan kesetaraan (equality), keadilan (justice) kemajemukan
(plurality), kebangsaan, ras, suku, bahsa, tradisi, agama harus
dihormati, menghendaki terbangunya tatanan kehidupan yang seimbang, harmoni,
fungsional dan sistematik dan tidak menghendaki terjadinya proses diskriminasi,
kemanusiaan (humanity), dan nilai-nilai demokrasi (democration
values) yang diperlukan dalam beragam aktivitas sosial.[4]
[1]
Zakiyuddin Baidhawy, 2005. Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural Jakarta: Erlangga,hlm. 109
[2] Ibid
[3] Ngainun
Naim dan Achmad Sauqi, 2010. Pendidikan
Multikultural konsep dan Aplikasi.Yogyakarta: Ar-Ruuz Media Grub. Hal :
52-53.
[4]
Suprapto, 2009. Penanaman dan sikap Guru Pendidikan agama Islam terhadap
nilai-nilai Multikultural. Jurnal penelitain pendidikan agama dan
keagamaan. Vol VII,No 1, Januari-Maret.
No comments:
Post a Comment