Hujan Pagi di Bulan Desember

Sejenak ku menikmati turunnya hujan lewat kaca jendela mobil Shihab

Rintik demi rintik membasahi kaca dan menjadi deras

Ada aku cintaku dan hujan pagi di bulan Desember.

Lewat kaca yang basah pandaganku jauh terlempar di penggunungan yang indah..

Rasanya baru kali ini kubenar-benar memaknai perjalananku

Bukan karena rasa sahdu hawa hujan 

Tapi karena rasa yang ada di balik kesedihan dan kesetiaanku

yang mengantarkanku kembali pada hati dan jalan yang di buatnya.

Menggikuti kata hati dan entah bagaimana dia akan membolak-balikan hidupku menjadi apa.

Terpenting aku jujur terhadap realita hidupku yang sedang kujalani.

Aku masih memikirkanmu

Kau pemuda pemilik mata indah
Aku belum bisa melupakan matamu itu
Sering kali kau terlintas di fikiranku
Bukan keinginanku kau hadir
Entah siapa yang mengiginkan
Tapi kau selalu hadir.

Berahir sudah tapi hati tak mau menyudahi.
Egoisme pribadiku kadang memuncak dan ingin sekedar berbagi kabar denganmu.
Namun
...
Hanya melihatmu dari jauh itu yang ku bisa.

Pemuda dengan jaket flanel
Cinta itu dihati bukan di mulut.
Karena kau terlanjur menancapkan dalam hatiku.
Mulutku pun tertutup demi perasaan ini.
Belajarlah untuk menjaga ucapanmu.
Karena aku yang menagungnya sendiri.