menu

Monday, April 5, 2010

Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas




Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas

SEHAT
Sehat suatu keadaan sejahtera secara fisik, mental dan sosial. Artinya, sehat tidak hanya suatu keadaan terbebas dari penyakit atau kecacatan.

Kesehatan Reproduksi
Kesehatan Reproduksi keadaan sehat - sejahtera secara fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya.

Kesehatan Seksual
Kesehatan seksual adalah suatu keadaan sejahtera secara fisik, emosi, mental dan sosial dalam kaitannya dengan seksualitas; bukan hanya tidak adanya penyakit, disfungsi atau kekurangan. Kesehatan seksual menuntut suatu pendekatan yang positif dan penuh hormat terhadap seksualitas dan hubungan seksual, selain juga kemungkinan menjalani pengalaman seksual yang nikmat dan aman, bebas dari paksaan, diskriminasi dan kekerasan. Untuk mencapai dan mempertahankan kesehatan seksual, hak-hak seksual semua orang harus dihormati, dilindungi dan dipenuhi (WHO 2002)

SEHAT
Seks perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara kodrati (biologis/anatomi)

SEKSUALITAS
Seksualitas memiliki pemahaman yang lebih luas menyangkut: hasrat seksual, ketertarikan seksual, orientasi seksual, ekspresi seksual, penyakit-penyakit seksual, problema seksualitas, dan lain-lain.


GENDER
Gender adalah pembedaan peran, tanggung jawab dan sikap/perilaku antara perempuan dan laki-laki yang dibentuk (dikonstruksikan) oleh budaya, adat istiadat, agama dan masyarakat.
Contoh:
Laki-laki adalah kepala keluarga dan pencari nafkah, perempuan bertanggung jawab untuk mengasuh anak, memasak dan membersihkan rumah.

Organ Reproduksi ಪೆರೆಮ್ಪುಯನ್Fungsi Organ Reproduksi Perempuan
Vagina/Liang Senggama: menghubungkan rahim dengan bagian luar tubuh. Hubungan seksual dilakukan di vagina, serta darah menstruasi dan bayi ke luar melalui vagina.
Mulut Rahim (Cervix): liang sempit yang menghubungkan rahim dengan vagina. Sperma masuk ke dalam rahim melalui mulut rahim
Klitoris: tonjolan daging kecil yang dilapisi lipatan kulit halus dan terletak di atas mulut saluran kencing. Memegang peranan penting dalam merangsang perempuan mencapai orgasme.

Saluran Telur (Tuba fallopii): menghubungkan indung telur dengan rahim. Tempat terjadinya pembuahan, menyalurkan sel telur yang telah matang atau yang telah dibuahi menuju rahim.
Indung Telur (Ovarium): menghasilkan sel telur dan hormon yang mempengaruhi karakter perempuan (payudara dan suara) dan keinginan berhubungan seksual (sex drive).
Rahim (Uterus): tempat di mana sel telur yang telah dibuahi berkembang selama sembilan bulan menjadi bayi.

Siklus Menstruasi
Menstruasi
Suatu saat hormon pada anak perempuan mulai mampu mematangkan telur yang berada pada indung telur (telur yang keluar hanya satu setiap satu bulan, bisa dari indung telur sebelah kiri atau sebelah kanan secara bergantian).
Telur keluar dari indung telur kemudian masuk dalam saluran telur
Pada saat yang sama, dinding rahim menebal untuk menyiapkan diri jika ada pembuahan (bertemunya sel telur dan sperma dalam saluran telur kurang lebih 3-4 hari)
Jika telur selama melewati saluran telur, tidak bertemu sperma, maka ia akan luruh bersama dinding rahim yang tidak terpakai untuk menampung hasil pembuahan.

Proses Kehamilan
Saat adanya persanggamaan (masuknya penis dalam vagina) laki-laki akan menyemprotkan spermanya melalui vagina masuk kedalam rahim dan menuju saluran telur.
Jika ada sperma yang mampu mencapai saluran telur kemudian bertemu sel telur, maka hal tersebut dinamakan pembuahan.
Selanjutnya sel yang telah menyatu, membesarkan diri dengan cara pembelahan sel sambil terus berajalan menuju rahim.
Di dalam rahim, hasil pembuahan ini kemudian akan menempelkan diri di dinding rahim yang telah menebal untuk mengembangkan diri sampai selama ± 9 bulan 10 hari.

Aborsi
Aborsi adalah penghentian kehamilan sebelum janin berusia 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, dimana janin belum dapat hidup diluar kandungan ibu.
Aborsi berbeda dengan pembunuhan bayi (infanticide). Dikatakan pembunuhan bayi, bila penghentian kehamilan dilakukan setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu.
Aborsi bisa spontan atau disengaja.
Hingga saat ini, aborsi masih dilarang (KUHP, UU Kes. Th. 1992).
Menimbulkan banyak kejadian aborsi tidak aman.

Infertilitas
Pasangan suami istri yang tidak kunjung hamil setelah satu tahun perkawinan, meskipun mereka menginginkan anak dan tidak memakai kontrasepsi.
Ketidaksuburan dapat terjadi dipihak perempuan: adanya infeksi-infeksi, radang, tumor pada organ reproduksi. Bisa juga karena pemakaian obat, stress, depresi, faktor usia, atau faktor psikolgis lainnya.
Pada laki-laki karena: tidak adanya sperma, jumlah sperma tidak cukup, gerakan sperma lemah, penyakit, infeksi, penggunaan obat/narkotika, stress, depresi, impotensi, atau faktor psikologis lainnya.
Bisa juga disebabkan cairan vagina tidak cocok dengan sperma (mematikan sperma).
Hak-hak Klien
Harga diri
Informasi
Akses
Pilihan
Keamanan

12 Hak Seksual Reproduksi

1. Hak untuk hidup. Kita punya hak untuk bebas dari risiko kematian karena kehamilan, infeksi menular seksual dan HIV-AIDS.

2. Hak atas kemerdekaan dan keamanan. Kita berhak untuk menikmati dan ngatur kehidupan seksual dan reproduksi. Kita juga punya hak untuk nggak dipaksa sama siapapun untuk hamil, ngejalanin sterilisasi dan aborsi.

3. Hak atas kesetaraan dan bebas dari segala bentuk diskriminasi. Kita punya untuk bebas dari segala bentuk pembedaan, termasuk dalam kehidupan seksual dan reproduksinya.

4. Hak atas kerahasiaan pribadi. Kita punya hak untuk ngedapetin pelayanan kesehatan dan reproduksi. Dan pemberi layanan harus menghormati kerahasiaan pribadi kita.

5. Hak untuk kebebasan berpikir. Kita punya hak untuk berpikir bebas mengenai kesehatan dan reproduksi diri kita sendiri. Tentunya tetap dalam batas2 yg ada.

6. Hak mendapatkan informasi dan pendidikan. Kita punya hak untuk ngedapetin informasi yang lengkap tentang kesehatan seksual dan reproduksi. Informasinya juga harus mudah mengerti dan membuat kita ngerasa nyaman dengan diri kita, tubuh kita dan seksualitas kita. Informasi yang kita terima harus bisa ngejamin untuk membuat keputusan sendiri dan nggak bikin kita ngerasa dihakimi, malu dan bersalah.

7. Hak untuk menikah atau tidak menikah serta membentuk dan merencanakan keluarga. Kita memiliki kebebasan untuk memilih tanpa paksaan apalagi ancaman dari siapapun untuk menikah dengan pasangan kita atau memilih untuk tidak menikah.

8. Hak untuk memutuskan mempunyai anak atau tidak dan kapan waktunya memiliki anak. Kita memiliki kebebasan untuk memilih dan memutuskan ingin mempunyai anak atau tdak dan kapan waktunya memiliki anak. Tidak boleh ada yang memaksa cewek untuk punya anak atau menggugurkan anak yang di kandungnya.

9. Hak atas pelayanan dan perlindungan kesehatan. Kita berhak mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual yang tersedia termasuk alat kontrasepsi. Pusat pelayanan harus membuat kita merasa aman dan nyaman.

10. Hak untuk mendapat manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan. Kita juga punya hak untuk dapet pelayanan kesehatan reproduksi dengan teknologi mutakhir yang aman dan dapat diterima.

11. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik. Kita punya hak untuk membuat dan mengemukakan pandangan kita sendiri tentang isu kesehatan reproduksi dan seksualitas. Pandangan kita itu harus dipertimbangkan secara serius oleh pemerintah dan pihak-pihak terkait. Kita punya hak untuk ngadain pertemuan dan diskusi tentang isu kesehatan reproduksi dan seksual.

12. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk. Kita punya hak untuk bilang “tidak” untuk ngeseks atau kegiatan apapun yang tidak kita inginkan, seperti disentuh atau dipaksa menyentuh orang lain. Termasuk hak-hak perlindungan anak dari perdagangan, eksploitasi dan penaniyaan seksual. Kita juga punya hak untuk dilindungi dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual

Termasuk pengakuan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi dengan teknologi mutakhir yang aman dan dapat diterima
Artinya antara lain setiap orang mempunyai hak untuk mendesak pemerintah agar menempatkan masalah hak dan kesehatan reproduksi sebagai prioritas dalam kebijakan politik negaranya.
Hak untuk Bebas dari Penganiayaan dan Perlakuan Buruk

SEKSUALITAS
Seksualitas memiliki pemahaman yang lebih luas menyangkut: hasrat seksual, ketertarikan seksual, orientasi seksual, ekspresi seksual, penyakit-penyakit seksual, problema seksualitas, dan lain-lain.
Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi biologis, sosial, perilaku, dan kultural


Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan dorongan seksual.
Seksualitas dari dimensi psikologis erat kaitannya dengan bagaimana menjalankan fungsi sebagai makhluk seksual, identitas peran atau jenis.

Perilaku Seksual
Perilaku seksual adalah perilaku yang muncul karena adanya dorongan seksual. Bentuk perilaku seksual bermacam-macam mulai dari bergandengan tangan, berpelukan, bercumbu, petting (bercumbu berat/menggesekkan alat kelamin) sampai berhubungan seks.

Orientasi Seksual
Orientasi seksual adalah ketertarikan emosional, romantik, seksual, atau rasa sayang yang bertahan lama terhadap orang lain. Orientasi seksual mudah dibedakan dari berbagai unsur seksualitas yang lain termasuk kebutuhan biologis, identitas gender (kesadaran psikologis sebagai lelaki atau perempuan) dan peran-peran sosial berdasarkan gender (kepatuhan pada adat istiadat tentang perilaku lelaki atau perempuan).


Orientasi seksual terentang dari sepenuhnya homoseksual sampai sepenuhnya heteroseksual termasuk berbagai ragam biseksualitas. Biseks bisa mengalami ketertarikan emosional, romantik, seksual, atau rasa sayang pada sejenis atau lawan jenis. Orang yang memilki orientasi homoseksual sering disebut gay (bagi lelaki dan perempuan) atau lesbian (perempuan saja).
Orientasi seksual dapat dibedakan dari perilaku seksual karena orientasi seksual hanya mencakup perasaan dan kesadaran-diri. Seseorang dapat mengekspresikan atau tidakmengekspresikan orientasi seksual mereka dalam perilaku mereka.


Apa itu LGBTIQ??
Lesbian : perempuan yang memiliki ketertarikan secara seksual kepada perempuan.
Gay : laki-laki yang tertarik scr seksual kepada laki-laki.
Biseksual : laki-laki/perempuan yang tertarik secara seksual pada laki-laki maupun perempuan.
Transgender : laki-laki yang merasa terperangkap pada tubuh perempuan, demikian juga sebaliknya.
Intersex : seseorang yang secara fisik memiliki dua alat kelamin.
Queer :…..???!!

Apa yg menentukan orientasi sex seseorang….??!!

Banyak teori tentang asal-usul orientasi seksual seseorang; sebagian besar ilmuwan saat ini sepakat bahwa orientasi seksual disebabkan oleh interaksi yang kompleks antara faktor lingkungan, kognitif dan faktor biologis. Pada sebagian besar orang, orientasi seksual terbentuk pada masa kecil. Akhir-akhir ini terdapat cukup banyak bukti yang mengatakan bahwa faktor biologis, termasuk faktor genetis dan hormonal memainkan peran cukup besar dalam seksualitas seseorang. Dapat disimpulkan: sangat penting untuk menyadari bawa banyak faktor yang menentukan orientasi seksual seseorang, dan faktor-faktor tersebut bisa berbeda untuk masing-masing orang.


Apakah homoseksual itu sebuah penyakit…??!!
Tidak. Psikolog, psikiater, dan ahli kejiwaan yang lain sepakat bahwa homoseksualitas bukan penyakit, kekacauan mental atau problem emosional. 35 tahuin penelitian ilmiah yang dirancang secara baik dan obyektif telah menunjukkan bahwa homoseksualitas itu sendiri tidak ada kaitannya dengan kelainan jiwa, problem emosional maupun problem sosial. Homoseksual pernah dianggap sebagai penyakit kejiwaan karena ahli-ahli jiwa dan masyarakat mendapatkan informasi yang bias. Penelitian tentang gay, lesbian, dan biseks, di masa lalu hanya melibatkan orang-orang yang mengikuti terapi, jadi mengakibatkan kesimpulan yang bias. Ketika peneliti menelusuri data-data gay, lesbian, dan bisek yang tidak mengikuti terapi, gagasan bahwa homoseksualitas adalah penyakit kejiwaan ternyata salah.

Pada tahun 1973 Asosiasi Psikiater Amerika menyetujui pentingnya metode penelitian baru yang dirancang lebih baik dan menghapuskan homoseksualitas dari daftar resmi kekacauan jiwa dan emosional. Dua tahun kemudian, Asosiasi Psikolog Amerika mengeluarkan resolusi yang mendukung penghapusan tersebut. Selama 25 tahun terakhir, dua asosiasi ini mendesak ahli-ahli jiwa untuk ikut membantu menghilangkan stigma penyakit jiwa karena orang-orang masih mengaitkan penyakit kejiwaan dan orientasi homoseksual.

No comments:

Post a Comment